Setiap tim yang beranggotakan lima orang putra, membawa perlengkapan lengkap seperti tongkat pramuka (minimal 40 buah dan maksimal 60 buah), tali rali, gergaji, gunting, meteran, serta perlengkapan pribadi seperti ID Card dan tumbler. Mereka juga diwajibkan mengenakan pakaian lapangan selama perlombaan.
Peserta harus membuat bentuk kreasi pionering yang menggambarkan hewan dilindungi berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup. Sebelum memulai, peserta menyerahkan sketsa bentuk secara terperinci, dan kemudian menempati kavling berukuran 5 x 5 meter untuk memulai pengerjaan.
Aturan lomba sangat ketat. Peserta dilarang membawa contoh bentuk, keluar dari kavling, atau berkomunikasi dengan pihak luar selama proses pengerjaan. Seluruh proses berlangsung selama maksimal 120 menit. Kegiatan ini menuntut kemampuan tinggi dalam membuat simpul dan ikatan, kerja sama yang solid, serta ketepatan dalam mengikuti desain yang telah dirancang.
Penilaian dilakukan berdasarkan beberapa aspek seperti kerapihan dan kerja sama tim, kekuatan konstruksi, ketepatan simpul dan ikatan, kesesuaian bentuk dengan gambar, kreativitas, serta waktu penyelesaian. Dalam suasana yang kompetitif namun tetap sportif, para peserta menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam bidang pionering.
Lomba ini tidak hanya menjadi ajang unjuk keterampilan teknik tali-temali, tetapi juga mempererat kekompakan tim dan menanamkan rasa cinta terhadap alam dan satwa yang dilindungi. Dengan semangat pramuka yang tinggi, kegiatan ini berhasil menunjukkan bahwa teknik dan nilai pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan melalui kreativitas anak bangsa.